Review Buku "Lambe Akrobat" Agus Mulyadi

Sampul depan buku Lambe Akrobat.

Jika kalian membayangkan bahwa membaca buku itu hal yang membosankan, menakutkan dan menyebalkan maka sobat petani harus mencoba buku yang satu ini. Mengapa? Karena buku ini adalah kumpulan cerita komedi yang dapat membantu sobat tertawa dikala gelisah melanda. Buku ini ditulis oleh Agus Mulyadi yang sekarang menjadi redaktur Mojok.co. 

Istilah "Lambe Akrobat" pada judul memang mencerminkan bagaimana lihainya si penulis sekaligus pemeran utama mengisahkan banyolan-banyolan bak bibir yang berakrobat. Lambe dalam Bahasa Jawa berarti bibir. Ya memang isi buku ini banyak menggunakan istilah-istilah Bahasa Jawa Ngoko namun tak perlu khawatir bagi pembaca yang tidak mengerti Bahasa Jawa karena di bagian belakang buku terdapat glosarium (daftar kata dan pengertiannya). 

Buku ini tidak terlalu tebal hanya 165 halaman saja. Terdiri dari 2 Bab yaitu Kisah Keluarga Hansip dan Marcopolo & Geng Koplo. Bab 1 merupakan kumpulan cerita lucu yang dialami penulis bersama keluarga. Lalu Bab 2 berisi cerita-cerita konyol bersama kawan-kawannya. Cerita-cerita ini diilhami pengalaman nyata si penulis jadi tidak terkesan dibuat-buat.

Kelucuan yang diceritakan pun seputar kehidupan sehari-hari sehingga mudah dipahami. Apalagi ditambah ilustrasi-ilustrasi konyol yang menggelikan. Lha wong ada ilustrasi orang berkepala kelapa muda dan daun kelapa kering, genderuwo, masker komedo, dan lain-lain. Menurut saya, banyak kelucuan yang njawani khas dari buku ini. Meskipun demikian, dalam buku ini banyak umpatan-umpatan yang mungkin kurang cocok jika dibaca oleh anak-anak kecil karena dikhawatirkan mereka akan menirunya maka disarankan untuk usia 17 ke atas ya.
Dua pembatas buku Lambe Akrobat.


Setiap cerita pun cukup singkat sehingga cocok dibaca ketika sobat petani tidak mempunyai banyak waktu luang. Paling hanya 3-15 menit saja untuk menghabiskan satu bagian cerita. Setelah itu, sobat petani dapat menandainya menggunakan pembatas buku imut bawaan dari buku itu.

Meski cerita yang tersaji nampaknya kurang berfaedah tapi sedikit banyak ada pesan tersirat yang disampaikan penulis. Salah satunya pada cerita “Lowongan Kerja Apus-apusan” yang menceritakan bagaimana si penulis pernah tertipu oleh lowongan kerja abal-abal dari media sosial. Hal ini tentunya membuat saya lebih berhati-hati ketika mendaftar kerja. 

Quotes-quotes bijak yang pada umumnya terkesan baku pun jadi quotes becandaan yang lucu dalam buku ini. Hal ini membuat saya heran kok bisa si penulis ini sering sekali menertawakan dirinya sendiri, tidak menyembunyikan kebodohan atau kekonyolan yang pernah ia alami. Hal ini membuat saya belajar tentang keikhlasan dan kejujuran untuk memaafkan diri sendiri.
Penampakan sampul belakang dan sinopsis buku.

Dampak setelah membaca buku ini, Ibu saya jadi suka membaca buku juga lho. Yaa waktu itu Ibu penasaran kenapa kok saya baca buku sampai ketawa-ketawa sendiri terus Ibu ikut-ikut baca buku ini deh sampai-sampai ketagihan baca buku lainnya juga. Ini fakta bukan gosip lho. Bahkan Ibu sering menceritakan kisah-kisah Agus Mulyadi ini kepada saudara-saudaranya karena berharap mereka juga akan tertawa mendengar cerita tersebut. Hmm kaya endorse wae ya... 

Ya secara keseluruhan sebagai buku komedi, buku ini telah berhasil membuat saya tertawa. Buat kalian yang susah tertawa mungkin buku ini cocok menghadirkan sedikit tawa dalam hidupmu. Sekian terimakasih. Jangan lupa bahagia yhaa.... mumumuach.

Salam Lestari! Salam Literasi!
Petani Bercerita! Menolak Diam!

Komentar

  1. Nice,, review mu membuat penasaran bagi para pecinta buku,,..

    Jadi pengen ikutan baca, biar bisa ketawa dikit..😁😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak... ketawa banyak juga boleh lho kak 😅

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita di Balik Panen Daun Jeruk Purut

Review Buku "Pasung Jiwa" Okky Madasari