Review Buku Orang Jujur Tidak Sekolah Karya Andri Rizki Putra #PetaniMembacaBuku
![]() |
Photo by Hana W |
Orang Jujur Tidak Sekolah? Lho memangnya ada apa dengan sekolah?
Judul yang bisa membuat saudara-saudara penasaran bukan? Saya pun begitu, tertarik membeli buku ini karena judulnya yang anti mainstream haha. Sebenarnya sih pernah denger-denger nama penulisnya pas searching tugas kuliah dulu.
Walaupun udah penasaran dari dulu tapi baru beli bukunya akhir tahun kemarin haha. Ra ngenah kok ncen. Siapa? Aku iki. Jadi ceritanya saya ketemu buku ini disebuah event diskonan buku end year sale gitu tahun lalu. Owalah beli buku nunggu diskon tho? Itulah tips dan trik mendapatkan buku original dengan harga terjangkau.
Memakai judul yang menurut saya cukup kontroversial ternyata sangat sesuai dengan isi buku tersebut. Ulasan dalam buku ini begitu kuat hingga secara tidak sadar membuat saya manthuk-manthuk (mengangguk-angguk) saat membaca paragraf demi paragraf yang tersaji. Saya merasakan peristiwa-peristiwa yang serupa saat sekolah terutama perihal contek-menyontek yang begitu mewabah entah karena apa. Tapi saat itu saya tidak seberani Andri yang sangat-sangat frontal akan kejujuran. Alhasil ya begini saya masih biasa-biasa saja tho haha.
Menggunakan sudut pandang orang pertama membuat Andri begitu luwes menceritakan dirinya sendiri. Yes, this is true story yang sangat inspiratif khususnya bagi orang-orang yang punya pikiran terbuka dan mampu menerima kritik. Mengapa? Karena di buku ini diceritakan bagaimana praktik-praktik kecurangan dalam dunia pendidikan yang sangat tidak mendidik. Hal inilah yang membuat Andri memberontak dengan sistem pendidikan yang ada khususnya semasa ia SD-SMA.
Pemberontakannya memuncak ketika menjalani UN SMP dimana contek-mencontek menjadi hal lumrah dikalangan siswa sampai gurunya sekalipun. Ia bertahan sampai UN berakhir dan mendapatkan pengumuman kelulusan yang melegakan. Dia termasuk siswa yg berprestasi namun sudah terlanjur patah hati akan praktik kecurangan di pendidikan formal.
Akhirnya ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang formal. Ia ingin belajar sendiri di rumah tetapi orang menganggapnya sebagai putus sekolah. Berbagai kritik pun dituainya karena dianggap melakukan hal-hal yang dianggap “kebodohan” bagi orang pada umumnya tetapi itulah yang justru mendongkraknya untuk membuktikan apa yang dipercayainya. Menurut saya dia punya believe yang amazing.
Masa studi SMA pun berhasil ia persingkat menjadi 1 tahun saja, jauh lebih cepat dari teman-temannya. Padahal ia belajar tanpa guru privat atau layaknya homeschooling pada umumnya. Keberhasilannya pun berlanjut ketika di menempuh sarjana dapat lulus dalam waktu hanya 3 tahun.
Dari buku ini kita dapat melihat cara belajar alternatif diluar sistem pendidikan formal yang bila dilakukan dengan sungguh-sungguh kualitasnya pun tidak kalah dengan sekolah pada umumnya. Tentunya proses belajar setiap orang berbeda-beda hanya diri kita sendirilah yang tahu belajar seperti apa yang paling cocok. Belajar itu dari hati bukan hanya mengejar nilai. Pun tak perlu menjadi duplikat Andri Rizki Putra.
Tak lupa saya juga menyoroti peran keluarga yang begitu besar mempengaruhi kesuksesan Andri terutama sosok ibunya yang single parent. Orang sukses dari keluarga berada mah tidak mengherankan ya tapi Andri adalah salah satu orang yang membuktikan bahwa sukses tak selalu berdasarkan uang. Bahkan saya pun tidak bisa membayangkan jika pada masa sekolah saya seperti Andri yang nampaknya lebih merana. Yungallah... bersyukur dulu bisa bayar SPP meski sekolah pun saya jalan kaki 1,5 km total 3 km kalau PP.
Pada buku ini juga diceritakan bagaiman perjalanannya merintis Yayasan Pemimpin Anak Bangsa yang berawal dari Masjidschooling sejak ia masih kuliah. Inspiratif dah pokoke..
Buku ini sangat rekomended bagi kawan-kawan saya yang berada di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan Masyarakat/Pendidikan Nonformal dan sejenisnya karena bahasanya yang lugas tidak seperti jurnal-jurnal asing atau buku-buku terjemahan yang dijejalkan dosen pada kita. Cocok buat referensi mata kuliah Kesetaraan, Kepemudaan, sama Kewirausahaan Sosial ya hehe.
Buku ini juga berhasil menampar saya pribadi sih, “lha lulusan Pendidikan Luar Sekolah wae rung mesti iso nggawe program kesertaraan se sukses kui? Lha kok iki lulusan non pendidikan lho, mampu! Bahkan kalau dilihat dari narasinya dia lebih sukses dari programnya pemerintah. Baru dari baca buku ini sih belum hasil survai langsung lha programe wae neng Njakarta kono hmm adoh. Kalau ada yang mau mensponsori saya sih no problem. wkwkwk
Oh ya ada secuplik video yang bisa jadi selingan kalian nonton yotube nih.. jangan lupa nonton ya, tambah like, komen n subscribe !
Komentar
Posting Komentar