Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Cerita di Balik Panen Daun Jeruk Purut

Gambar
Kerumunan ibu-ibu ( budhe saya) yang sedang membabat pohon jeruk purut. Daun jeruk purut sama sekali tidak menakutkan seperti hantu jeruk purut meski sama-sama punya marga purut pun bukan wadah entut. Preeetttt... Daun ini sangat bersahabat dengan ibu-ibu atau mbak-mbak yang suka masak-masak di dapur bukan yang pesan pakai aplikasi lho. Yungalahh... demam unicorn haha . Meski ukurannya kecil dan tipis, daun ini mempunyai bau yang khas sehingga mampu menjadi penyedap rasa dan bahkan bisa menghilangkan bau amis. Di kebun belakang rumah simbah terdapat satu pohon jeruk purut yang tumbuh subur terlebih di musim hujan seperti sekarang ini. Pohon ini cukup tinggi kurang lebih 2 meter. Letaknya sangat dekat dengan rumah sehingga ranting-rantingnya mengenai atap rumah. Awalnya tidak ada masalah yang terjadi akibat pohon jeruk purut ini sampai suatu ketika gembili ( Dioscorea esculenta L, sejenis umbi-umbian) yang tumbuh subur di belakang rumah merambat ke pohon jeruk purut ini....

Review Buku "Lambe Akrobat" Agus Mulyadi

Gambar
Sampul depan buku Lambe Akrobat. Jika kalian membayangkan bahwa membaca buku itu hal yang membosankan, menakutkan dan menyebalkan maka sobat petani harus mencoba buku yang satu ini. Mengapa? Karena buku ini adalah kumpulan cerita komedi yang dapat membantu sobat tertawa dikala gelisah melanda. Buku ini ditulis oleh Agus Mulyadi yang sekarang menjadi redaktur Mojok.co.  Istilah " Lambe Akrobat" pada judul memang mencerminkan bagaimana lihainya si penulis sekaligus pemeran utama mengisahkan banyolan-banyolan bak bibir yang berakrobat. Lambe dalam Bahasa Jawa berarti bibir. Ya memang isi buku ini banyak menggunakan istilah-istilah Bahasa Jawa Ngoko namun tak perlu khawatir bagi pembaca yang tidak mengerti Bahasa Jawa karena di bagian belakang buku terdapat glosarium (daftar kata dan pengertiannya).  Buku ini tidak terlalu tebal hanya 165 halaman saja. Terdiri dari 2 Bab yaitu Kisah Keluarga Hansip dan Marcopolo & Geng Koplo. Bab 1 merupakan kumpulan cerita...

Seuplik Cerita Buruh Pithil Kacang Tanah di Gunungkidul

Gambar
Seorang Ibu yang sedang mithili kacang tanah. Di gubug yang bersebelahan dengan kandang kambing dan ayam, kami begitu asik mithili kacang tanah ditemani uyon-uyon wayangan dari radio milik tetangga yang diputar terus-menerus. Full music dari pagi sampai sore, tapi ngantuki juga haha . Bau harum kotoran kambing pun seolah tersamarkan oleh debu-debu kacang tanah yang bertebaran di udara. Hmm... wanginya gado-gado euy. Ditambah pemandangan aneka binatang yang berlalu-lalang seperti ayam jago, ayam betina, dan cempe . Tapi siapa sangka kalau dengan kondisi yang sedemikian kami tetap asik mithili kacang tanah. Seekor cempe (anak kambing) yang sedang memakan rendeng . ” Pithil ” yang jika dalam kata kerja menjadi “ mithili ” merupakan tahap memisahkan kacang tanah dari akar dan batangnya. Secara harfiah sih bisa diartikan “memetik” layaknya memetik buah gitulah. Tapi bedanya, sebelum memetik/ mithili kacang, kita harus lebih dulu mbedhol (mencabut) tanaman kacang dan men...

Rawis: Makanan ala Vegetarian yang Murah Meriah

Gambar
Rawis ala Petani Bercerita Hallo sobat petani, weekend gini sepertinya cocok kalau Mbak Mini kasih info seputar olahan hasil pertanian ya siapa tahu kalian mau coba-coba apa yang Mini buat ini. Nggaya...padahal sek nggawe bude/tante-tanteku haha.  Yups... kali ini Mini mencoba menu yang bahan dasarnya sebagian besar berasal dari sayur-sayuran di kebun sendiri dan kebun tetangga haha . Bisa dibilang sayur-sayuran tanpa pestisida atau organik gitu. Sayuran-sayuran ini sangat murah sih tapi ada beberapa yang sulit ditemukan di pasar, mungkin karena jarang yang suka ya jadi langka penjualnya.  Beberapa Bahan membuat Rawis Menurut Mini, menu ini cocok sih buat penganut vegetarian karena bener-bener gak ada unsur hewaninya lho. Bahan dasarnya terdiri dari daun pepaya, daun kemangi, daun kenikir/cokra-cakri, daun beluntas, mentimun, kacang panjang, kecambah, petani cina, dan temu poh (temu mangga). Beberapa sayuran tersebut termasuk jenis sayur-sayuran indie ni...

Wedangan: Life Style Merakyat Khas Gunungkidul

Gambar
Suasana wedangan  di sore hari bersama Kakek Dulu sewaktu saya kuliah di Jogja, saya termasuk mahasiswa yang tidak cocok dengan life style ala-ala anak hits yang  hangout ke cafe-cafe  atau pusat perbelanjaan gitu. Dasar ndeso! Entah mengapa rasanya gak nyaman aja sih. Preeettt... Bilang aja kalau pengiritan hahaha. Ya masa cuma buat secangkir kopi atau makanan aja harganya setara dengan dua atau tiga kali makan di warung ibu kos. Kan eman-eman ya, merepotkan diri sendiri aja ikut-ikutan yang lain .  Nah... setelah saya berpetualang mendaki Gunungkidul - mendakine numpak motor ya...hmm podo wae ngapusi-  saya nampaknya menemukan life style  yang cocok dengan tipe saya yaitu sangat sederhana dan bermakna yaitu bernama " wedangan ".  Life style artinya gaya hidup yo lurr. Mirisnya,  life style ini sering dianggap “biasa saja” oleh sebagian besar orang karena memang sangat sederhana dan mungkin kurang instagramable ya jadi nggak hits...

Rekomendasi Liburan ke Pantai Ngitun ala Mini

Gambar
Pemandangan Pantai Ngitun dari Puncak Watu Bangku Berhubung hari ini Admin Petani (Mini) sotewe ke rumah nenek di Gunungkidul, Mini mau bahas tentang rekomendasi tempat liburan dulu ya biar nggak spaneng mikir terus. Emm...sebenarnya liburan itu nggak perlu jauh-jauh juga bisa-banget-sih, tinggal sebahagianya aja mau dimana. Sesuai selera Anda. Nah kali ini Mini mau cerita tentang “ Pantai Ngitun ” yang berada di Dusun Sureng, Desa Purwodadi, Kec. Tepus, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta. Kenapa kok harus Pantai Ngitun? Karena dari namanya aja udah berbau-bau pertanian gitu lurr. Fyi, asal-usul nama “Ngitun” itu berasal dari Bahasa Jawa yaitu “Ngentun” yang berarti mengantar bekal ke ladang . Hal ini disebabkan letak pantai yang berada di dekat ladang warga lurr. L ha wong petani kok kon dolan neng ladang maneh? Jandd ra cocok...  Sabar-sabar jangan emosi, Mini hanya memberikan alternatif siapa tahu sobat petani ingin liburan sambil studi banding hehe. Gimana gapapa kan ya...

Ada Cerita dari Kopi Owa: Kopi Konservasi Khas Petungkriyono

Gambar
Secangkir Kopi Owa yang telah diseduh. Pejumpaan awal saya dengan Kopi Owa bermula dari kiriman whatsapp disebuah grup komunitas saat saya masih di Yogyakarta dulu. Kiriman itu berisi undangan diskusi bertema Perlindungan Satwa Liar melalui Potensi Lokal dengan pembicara dari SwaraOwa Petungkriyono. Fokus utama saya pada saat itu adalah kata “Petungkriyono” yang tertera pada pamflet online tersebut. Mengapa? Karena tempat itu adalah tempat favorit saya sejak saya pertama kali berkunjung ke sana semasa SMA.  Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang berbatasan dengan daerah Wonosobo. Bagi saya, Petungkriyono adalah tempat yang begitu eksotis. Pohon-pohonnya tumbuh begitu abstrak dan saling bertautan satu dengan yang lain hingga membentuk percampuran yang sempurna. Sangat berbeda dengan hutan homogen yang sering dijadikan tempat wisata.  Rimbunnya Hutan Sokokembang Jadi dengan motivasi ingin mengetahui “ada apa dengan Petungkriyo...

Mengapa Orang Menanam Padi di Sawah Jalannya Mundur?

Gambar
Aktivitas  tandur di sawah. Pada bulan Januari lalu sepetak sawah orangtua saya memulai babak yang baru, ditandai dengan peristiwa tandur yang berarti menanam. Terkadang saya itu heran melihat proses tandur . Kenapa? Lha dari dulu sampai sekarang kok ya tetap tidak ada inovasi pasti mundur terus kayak undur-undur.   Hanya petani yang nyanyinya ayo mundur-mundur... haha Apakah mereka orang-orang yang tidak mau menerima kemajuan? Makannya berjalan mundur terus? Emmm apakah mereka susah move on karena terbayang-bayang masa lalu? Hadehh mbok tulung kecerdasane dikondisikan ... Pada saat itu saya melihat Ibu-ibu pakarnya tandur berjalan mundur step by step setelah menancapkan bibit-bibit padi. Walaupun sudah menjadi pakar tetap tak ada gelar atau ijazah bagi mereka karena mereka mendapatkan keterampilan ini bukan dari pelajaran di sekolah. Kata salah seorang Ibu kepada saya mereka hanya belajar dari sesama teman tandur yang sudah lebih dulu bisa. Metode pembe...

Review Buku Orang Jujur Tidak Sekolah Karya Andri Rizki Putra #PetaniMembacaBuku

Gambar
Photo by Hana W Orang Jujur Tidak Sekolah? Lho memangnya ada apa dengan sekolah?   Judul yang bisa membuat saudara-saudara penasaran bukan? Saya pun begitu, tertarik membeli buku ini karena judulnya yang anti mainstream haha. Sebenarnya sih pernah denger-denger nama penulisnya pas searching tugas kuliah dulu. Walaupun udah penasaran dari dulu tapi baru beli bukunya akhir tahun kemarin haha. Ra ngenah kok ncen. Siapa? Aku iki. Jadi ceritanya saya ketemu buku ini disebuah event diskonan buku end year sale gitu tahun lalu. Owalah beli buku nunggu diskon tho? Itulah tips dan trik mendapatkan buku original dengan harga terjangkau.  Memakai judul yang menurut saya cukup kontroversial ternyata sangat sesuai dengan isi buku tersebut. Ulasan dalam buku ini begitu kuat hingga secara tidak sadar membuat saya manthuk-manthuk (mengangguk-angguk) saat membaca paragraf demi paragraf yang tersaji. Saya merasakan peristiwa-peristiwa yang serupa saat sekolah terutama peri...

Review Menanam Bayam 6 HSS (Hari Setelah Semai)

Gambar
Photo by Hana W  (Penampakan Bayam 6 HSS) Saya termasuk orang yang suka makan sayuran, setiap hari sayuran pun tidak masalah bagi saya. Emm.. bukan vegetarian juga sih cuma gak terlalu suka daging aja. Tapi kalau pas ibu masak daging njuk kelihatannya enak ya tetep tak cicipi sek hehe. Walaupun begitu, tetap sayuran is the best bagi saya. Salah satu sayuran favorit saya adalah bayam. Iya bayam biar kayak popeye “strong”   nggak kaya si dia yang rapuh. Dia? Lha mboh aku yo ra kenal hehe. Pastinya bukan kamu. Aku percaya kok ciuzz beneran. Preetttt... Nah berhubung saya suka bayam munculah ide kreatif untuk menanam bayam di rumah. Hmmm... kreatif apa pengiritan ya? Ha...mbuh aku yo bingung mbedake. Baiklah, untuk menunjukkan bahwa ini benar-benar kreatif saya menggunakan kemasan bekas minyak goreng bermerek biar bayam saya lebih bergizi dengan tambahan omega 3 minyak goreng tho? Atau malah bayam saya jadi kemriuk kayak iklan gorengan di tv? Sebenarnya ini juga bed...